Friday, November 10, 2017

SENDIRI

Tulisan di the Jakarta Post itu benar-benar menginginpirasiku. Banyak kemiripan antara penulisnya dan diriku. Mengapa tidak mengambil sisi positif.

Terima kasih Atty dan Fifi, temanku pada grup Menulis Untuk Ibadah, yang telah menyadarkanku tentang aspek lain dari "sendiri". Bahwa sendiri itu tidak berarti negatif, yaitu kesepian karena belum menikah, atau diputus si doi, ketakutan karena ditinggal suami ke luar kota, sedikit punya teman atau disebut introvert. Hal utama yang disampaikan Atty adalah bahwa kondisi sendiri di sepertiga malam, bertaqarrub kepada Allah adalah bentuk kesendirian yang disukai Allah. Fifi, melihat lebih jauh lagi, yaitu bahwa di alam sana kita akan sendiri, tak punya teman selain amal ibadah kita.

Aku berusaha melihat sisi psikologis yang tentu saja positif dari "being alone". Kondisiku saat ini menuntutku lebih mandiri. Mengurus pemindahan barang kalau aku pindah dinas ke kota lain, ya sendiri. Ketika mengurus rumah kos milik adikku di Jakarta, beberapa tahun lalu, aku biasa mencari bahan bangunan, mengontak tukang sekaligus memandorinya, sendiri.  Sekarang, mencari rumah untuk kutinggali pun aku ngider sendiri. Karena sudah biasa menghadapi persoalan hidup sendiri, aku juga relatif tenang ketika Papa menyampaikan masalah keluarga di Padang, atau ketikan Oom dan Etek curhat tentang masalah keluarga besar di kampung.

Secara spiritual, aku melihat bahwa inilah "kekinianku". Ketika banyak wanita karir yang berumah tangga, pakepuk dengan dua urusan besar - domestik dan pekerjaan - aku cukup fokus pada pekerjaan (bukan karir) dan punya banyak "me time", terutama untuk mengembangkan diri dan melaksanakan hobi.  Manakah yang lebih baik dari dua kelompok wanita itu? Tak ada, kecuali tingkat keikhlasan dalam memanfaatkan detik demi detik kehidupan.

Tentang kesendirian yang  orang umumnya menganggap sebagai ketidakampuan membina pertemanan alias introvert, ternyata tidak benar. Introvert artinya "gaining energy by being alone". Artinya mampu berkiprah penuh justru ketika sedang sendiri. Profesi orang orang dengan karakter ini adalah penulis (nah lo...), peneliti, designer apa pun (interior, arsitektur, mode, dan banyak lagi). Seorang CEO terkenal, Steve Jobs yang notabene adalah perancang komputer dan strategi, termasuk kelompok "sendiri" ini. Apakah orang karakter ini tidak punya teman dan tidak gaul? Tampaknya tidak.

Kebalikan introvert yaitu ekstrovert adalah orang yang suka keramaian. Berprofesi yang berhubungan dengan bertemu dengan orang banyak. Itulah dia umumnya pemasar, politikus, pembawa acara termasuk news anchor.
Kesimpulannya tidak ada yang salah dengan "sendiri". So, untuk Nur, temanku, yang juga dari grup Menulis Untuk Ibadah, selamat menempuh "kesendirian". Kata itu memakai tanda kutip, yang artinya berbeda dengan makna harafiahnya. Mainkan peranmu!

Bandung, 27 Sept 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment