Saturday, November 11, 2017

SEMAK BELUKAR

Itu foto diriku. Foto itu kupajang di desktopku di kantor. Latarnya tidaklah istimewa, sebagaimana latar belakang foto teman-temanku di fb. Tidak, aku tidak sedang berfoto dengan Presiden. Juga tidak sedang berdiri di depan ka`bah. Tidak ada juga latar belakang menara Eifel, seperti temanku Abi punya. Tidak juga ada putih salju di foto itu, apalagi pulau pulau kecil Raja Ampat.

Foto itu sudah cukup lama dibuat, yaitu sepuluh tahun lalu. Dijepret pun bukan dengan kamera hp yang canggih melainkan dengan kamera SLR digital yang harus dibawa dengan effort khusus. Yang menjepret, temanku Anna yang sedang belajar fotografi.

Ketika itu kami bertamasya ke daerah di luar kota Melbourne. Tujuan wisata kami adalah sebuah spot yang memiliki  rumah tua milik orang terkenal jaman dulu. Letaknya dapat dikatakan di pedesaan. Tidak jauh dari rumah tua itu terdapat pantai. Jadi setelah menikmati rumah tua itu, kamj jalan jalan ke pantai.

Ternyata pantainya cukup curam dan angle pemontretan agak sulit untuk bisa menangkap latar belakang laut. Tambah lagi udara tidak begitu cerah sehingga laut tidak begitu biru.

"Ah di sini sajalah aku minta dipotret" aku kemudian berjongkok di depan sejenis alang-alang. Tampak di pucuk-pucuknya bulu-bulu warna putih. Batangnya halus, dan tingginya sekitar sepahaku. "Tolong Anna, diambil dengan latar depan alang-alang ini."

Anna temanku mengarahkan kamera kepadaku. Aku memajang senyum.

"Bagus juga, Mba Lisa. Eksotis!" Aku tertawa sejenak mendengar komentarnya. Lalu mingkem lagi. Anna mengambil beberapa shot. "Coba Mba, lihat hasilnya."

Aku tak menyangka hasilnya bagus alias nyentrik. Foto itu diambil separuh badanku agak close up. Aku tersenyum manis (ehem...ehem) dan di depan badanku terdapat tirai tanaman alang-alang yang batangnya kecil-kecil. Kesannya, aku mengintip di sela-sela semak belukar itu.

"Ngga nyangka ya, semak belukar pun bisa jadi ide pemotretan", kata Anna.

Bandung, 17 Juni 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment