Saturday, November 11, 2017

MANDI KUCING

"Jangan mandi kayak kucing!" Mande*) mengguyur badan Olin dengan beberapa gayung air tanpa jeda. "Mandi itu harus bersih". Suara Mande sampai ke kamarku di lantai atas.

"Bunda, hik...hik..." Olin tersedak.

"Mandi, jangan juga kayak kerbau!" omelan Mande bertambah. Aku sudah di depan kamar mandi yang terbuka sekarang.  Mande menumpahkan shampo di kepala Olin lalu menggosoknya keras keras. "Jangan pula mandi seperti ayam!" Mande belum puas berceloteh.

"Mande,.....hu...hu...hu...mata Olin, mata Oliiin sakiiiiit" Olin mulai menangis.

"Sudah dibilangin, kalau mandi harus bersih!" Suara Mande tambah tinggi.  Mande tambah bernafsu untuk marah demi mendengar tangis Olin.

Pagi hari, dua beranak itu sudah berkelahi di kamar mandi. Paud mulai jam 8. Jam 7 Olin masih tergeletak di kasur. Kamar Olin masih gelap, karena gordynnya belum disibakkan. Ritual bangun, kemudian berjalan ke kamar mandi dan mandi, dirasakan semacam penyiksaan bagi Olin.

"Olin mau cuci muka aja!" Olin sudah berdebat begitu baru bangun."Dingiiiiinn....Olin nggak mau!" suara Olin mulai tinggi.

Mande dengan cepat mengangkat Olin ke kamar mandi, membuka pakaiannya semua kemudian mengguyurnya dengan bertubi tubi dengan air dingin. Sejujurnya aku kasihan pada keponakanku Olin. Namun aku tak bisa berbuat apa apa. Tindakan adikku, bunda Olin, memaksa Olin untuk mandi, begitu cepat, kilat, sehingga aku hanya bisa menonton "penyiksaan" itu dengan prihatin. Kejadian ini tidak sekali dua. Tidak jarang Olin keluar kamar mandi dengan berurai air mata.

Seandainya aku diberi waktu, aku yakin bisa membujuk Olin untuk menikmati step by step proses menuju kamar mandi, sehingga cara mandinya tidak dipersamakan lagi dengan mandi kucing, mandi ayam atau mandi kerbau.

Tulisan ini kubuat khusus untuk Olin. Peluk sayang untuk Olin.

*) Panggilan Olin untuk Mamanya. Ini panggilan kuno di Minang.


Bandung, 09 01 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment