Monday, November 13, 2017

EMPING MELINJO

"Aku pesan empat bungkus ya Mba" Ririn berbicara di telepon sambil membaca list.  Apa boleh buat, pemesanan dilakukannya di sela sela tumpukan kertas di meja kerjanya. Entah kemana pergi hari sabtu dan minggunya. Lupa lebih tepatnya. "Ya, rangginang empat bungkus. Lalu emping melinjo dua kilo".

"Wah banyak juga pesanan Mba Ririn. Untuk apa? Satu kilo saja sudah banyak. Kan ringan". Teh Yayah mengomentari pesanan Ririn, sambil tergelak senang, dagangannya laku. "Kalau buat teman makan ketupat sih nggak perlu banyak". Teh Yayah masih berceloteh.

Aneh juga ini pedagang, batin Ririn. Aku mau beli banyak malah dicegah. "Itu untuk ganti kue Teh. Akan kusajikan nanti bersama rangginang. Unik kan, ketimbang kue kering manis yang banyak dijual itu". Namun, Ririn masih berencana membeli nastar dan kastengel, kue favoritnya sepanjang jaman.

Ramadhan baru seminggu tetapi Ririn sudah mempunyai daftar barang apa yang akan dibawanya ketika pulang nanti. Oleh oleh untuk orang orang terdekat: Ayah, Ibu, adik laki laki, adik perempuan dan dua keponakan. Makanan pun tak luput jadi barang bawaan.

Waktu libur Ririn lebih banyak setelah lebaran. Tak banyak waktu untuk belanja persiapan lebaran. Tambah lagi pasar semakin sesak. Akhirnya dia memutuskan belanja di Bandung. Belanja makanannya termasuk sederhana. Ririn lebih suka menyajikan rangginang dan emping melinjo kepada tamunya. Dijamin tamunya suka.

"Biar aku yang menggorengnya" Ririn mendahului mempersiapkan peralatan di dapur di rumah orang tuanya di Medan. "Sudah dijemur kan emping ini?"

"Sudaaa...hh. Sudaaaa...h. Ya   mari kita persilakan  Bu Ririn menggoreng makanan kesayangannya". Adik Ririn, meledek semangat kakaknya. Sebenarnya Ririn tahu akal bulus adik laki lakinya itu. Jika dia yang menggoreng maka sebagian besar emping matang akan disimpan di kamarnya. Tentu saja dia habiskan sendirian.

"Jangan ngenyek. Awas ya kalau makan melinjoku", Ririn mengacungkan sendok penggorengan ke arah adiknya.

Minyak di wajan sudah panas mengepul. Kebiasaan Ririn, minyak untuk menggoreng emping melinjo, dicampurnya  dengan sedikit margarin, agar emping  ada rasa gurih  dan sedikit asin. Ririn memasukkan segenggam emping melinjo yang mentah ke penggorengan dan mengaduknya cepat. Dalam sekejap emping melinjo sudah mengembang. Cepat Ririn menangguk emping yang mengapung dan meniriskannya di saringan stainless steel. Ronde kedua dan seterusnya berlangsung cepat.

Emping yang sudah matang dan masih sedikit hangat kemudian ditaburi sedikit garam halus untuk penambah rasa. Emping kemudian dimasukkan ke toples dan siap disimpan.

"Yaaaa...siap disimpan. Siap disimpan agar tidak termakan akal bulus". Ririn bersuara agak keras sambil mencibir ke arah adiknya yang sedang menggaruk kepala yang tidak gatal, di pintu dapur.

Bandung, 13 03 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment