Saturday, November 11, 2017

HUTAN

Jika melakukan perjalanan darat di Jawa dan Sumatera, maka perbedaan utamanya bagiku adalah hutannya.  Selama berdinas di Wilayah Pos Sumatera Bagian Selatan yang meliputi lima propinsi, aku sering melakukan perjalanan menyusuri jalan lintas Sumatera, baik jalan nasional, maupun jalan propinsi.

Pernahkah teman teman menemukan rambu lalu lintas bergambar harimau? Itu kutemukan di daerah Jambi. "Masih ada harimau di sini Pak?" tanyaku pada sopir kantor kami.

"Ya, masih ada yang suka melintas di jalan ini kalau malam hari." Aku agak bergidik mendengar jawabannya, karena beberapa kali kami masih berjalan hingga jam sepuluh malam di daerah Jambi.

Hutan yang rapat, rumah penduduk yang jarang, jalan yang lurus dan mulus, memberikan sensasi tersendiri bagiku ketika melalukan perjalanan dari kota kabupaten satu ke kota kabupaten lainnya. Jumlah mobil yang lewat tidaklah sepadat yang di Jawa. Semua itu bagiku merupakan penghibur  dalam perjalanan.

Ketika sesekali membuka jendela mobil, aku merasakan udara hutan  yang berangin di tengah siang yang terik. Harum pepohonan. Sesekali terdengar suara binatang, serangga,  yang seperti berteriak nyaring.  Serangga apakah itu? Jika menjelang sore, udara menjadi sejuk. Bayang pepohonan memanjang di satu sisi jalan. Senja tiba. Merah mentari, tak terhalang awan, menyeruak di sela lebatnya pohon.

Sepuluh tahun terakhir aku berdinas di Pulau Jawa dan beberapa kali melalukan perjalanan darat dengan kereta api. Walau lebatnya hutan tak seperti yang di Sumatera, sesekali aku masih merasakan bau bumi. Aku masih ingat perjalanan siang hari dengan kereta api ke Semarang. Iringan gerbong kereta membelah hamparan sawah kuning kehijauan yang sangat luas. Di tengah hamparan sawah itu ada jalan kecil lurus  menuju perkampungan. Tampak sekelompok rumah di ujung pandanganku. Dan hei... di latar belakang perkampungan itu tampak hutan. Hijau kebiruan di kejauhan. Tempatnya agak menaik membentuk perbukitan.

Mataku akhirnya terpuaskan juga. Hutan. Baiklah sekarang kusenangkan mata ini melihat pemandangan hijau kebiruan itu.  Bukankah sawah akan menjadi perumahan dan pabrik? Lantas hutan menjadi ladang terbuka yang tak lagi lebat berpepohonan? Sekian tahun lagi?

Bandung, 24 Okt 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment