Saturday, November 11, 2017

DEADLINE

Deadline apa yang paling lekat dengan diriku sekarang dan paling sering aku hadapi dalam hidupku? Deadline laporan keuangan! Betapa deadline itu pernah membuatku jadi seperti orang gila.

Kejadiannya ketika aku bekerja di Kantor Wilayah Pos Sumbagsel di Palembang. Setiap bulan ada deadline pengiriman laporan. Biasanya ini controlable, karena ada prosedur tertentu yang tidak perlu dilakukan. Tetapi deadline laporan di bulan Juni dan Desember, benar benar melelahkan. Prosedur lengkap harus dilalui dan batas waktu pengiriman semakin awal.

Demi memenuhi deadline itu, kami sudah membuat program kerja sebulan sebelumnya. Mengidentifikasi angka angka bermasalah dan meminta pertanggungjawaban pejabat terkait angka itu adalah salah satu cara untuk percepatan penyusunan laporan. Cara lainnya adalah dengan mendatangi beberapa kantor pos di area kerja Sumbagsel, yang cenderung lambat mengirimkan laporan ke Kantor Wilayah.
Ketika datang, kami meminta soft copy dan hard copynya. Ada kalanya kami singgah hanya untuk memgambil laporan itu, lantas melanjutkan perjalanan ke kantorpos lain. Wilayah kerja Kantor Wilayah Sumbagsel cukup luas sehingga pengaturan perjalanan yang notabene lewat darat,  juga ketat.

Ada kalanya kedatanganku beserta tim, juga untuk menutup pembukuan. Ketika itu ada sebuah kantor yang tenaga kerja akuntansinya belum mampu melakukan penutupan akhir tahun. Aku ingat kami melewatkan malam tahun baru di Kantor Pos Muarabungo Jambi. Kantor terletak di tengah kota, di seberang alun alun. Ketika orang ramai berdangdut ria dan memggelar pesta kembang api di alun alun, kami sedang khusyuk memcari selisih pembukuan.

"Nasib ya nasib" kata temanku, sambil memelototi buku lusuh bertulisan tangan yang banyak coretan.  Mulutnya jadi mancung karena tak ridho dengan acara kembang api di seberang kantor.

Pekerjaan aneh yang kami lakukan di malam tahun baru itu tak terelakkan karena keesokan harinya kami sudah harus pindah ke kantorpos lain.

Setelah bahan baku laporan terkumpul dari seluruh kantorpos, mulailah tahapan pengolahan data di Kantor Wilayah. Waktu yang tersedia paling banyak tiga hari, karena batas pengiriman laporan soft copy adalah tanggal 5. Dalam waktu sangat singkat itu kami berubah jadi kelelawar.

Biasanya kami bekerja hingga larut malam. Pernah kejadian aku pulang kantor ketika adzan shubuh berkumandang! Ini gara gara pada malam harinya,  setelah magrib, listrik byar pet dan kantor kami hanya punya genset kecil. Tidak cukup untuk kami -sepuluh orang - bekerja dengan desktop secara serentak.  Mengenaskan memang. Akhirnya kami sepakat pulang dulu untuk mandi dan istirahat, sambil menunggu listrik hidup kembali. Alhasil kami mulai kembali bekerja jam sepuluh malam, hingga pagi.

Ada kejadian yang membuat aku miris. Ketika aku pulang ke tempat kos, setelah magrib, aku bertemu dengan tetanggaku, seorang bapak.

"Baru pulang ya Mbak" sapanya ramah.

Ketika berangkat jam sepuluh malam, kembali ke kantor, aku bertemu dia lagi.
"Berangkat lagi ya Mbak" katanya padaku.

Ketika pulang esok shubuh, aku turun dari becak. lagi lagi bertemu dia! Tetapi dia tak memyapaku.  Tampaknya dia bengong melihatku. Entahlah apa pikiran si bapak itu tentang aku.

Bandung, 27 Oktober 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment