Saturday, November 11, 2017

MENCURI START

Aku masih di restoran TKP (tempat kejadian perkara) ketika menuliskan ini. Ya, ini karena kaget dan greget yang masih terasa.

Seperti biasa, menjelang berbuka, restoran itu penuh oleh pengunjung. Setiap meja sudah terisi dan di depan hidung masing-masing pengunjung sudah terhidang makanan kesukaan. Di depanku ada semangkuk bubur kampiun dan segelas teh tawar panas ( "Yang panas ya Mba, bukan yang hangat" aku wanti-wanti). Semua pengunjung restoran sudah dalam posisi siap alias sedang menunggu adzan.

Tinggal beberapa menit lagi kukira. Aku tak berusaha mengingat pukul berapa beduk maghrib hari ini. "Ah, kan ada TV", batinku. Aku sudah memasukkan androidku ke tas, tak ingin terganggu dengan benda itu, ketika berbuka nanti.

Tiba-tiba di meja sebelahku, seorang bapak sudah mengunyah sesuatu. Aksinya diikuti oleh orang semejanya. Tampaknya orang yang berenam semeja itu adalah satu keluarga. Ha? Sudah adzan maghribkah? Koq, hanya kelompok itu yang makan. Aku menoleh ke meja lain. Semua masih diam, takzim menunggu tanda start (makan).

Aku penasaran. Aku pergi ke ruang sebelah di mana ada TV yang sedang menjerit jerit tetapi itu nyata nyata nyanyian, bukan adzan. Tak lupa aku bertanya ke waitress. "Belum Bu", katanya meyakinkan. Apakah itu siaran Jakarta, sehingga mungkin saja untuk Bandung sudah maghrib?  Aku kembali duduk ke mejaku.

Masih seperti tadi, pengunjung lain belum ada yang makan. Keluarga di meja seberangku tampak mulai ragu. Tetapi, tetapi ya untuk apa menghentikan makan. Si bapak terus mengunyah!

Aku kembali ke dekat TV. Nah sekarang ada tulisan "Menunggu adzan magrib untuk kota Bandung". Beberapa detik kemudian adzan berkumandang. Alhamdulillah.

Eh, by the way, itu TV siaran Bandung kan? Lantas keluarga yang duluan makan itu berpedoman pada adzan di kota mana?

Bandung, 18 Juni 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment