Saturday, November 11, 2017

SEMAR

"Semar itu yang mana?" tanyaku menyela perbincangan kedua temanku yang duduk di baris kedua. Aku yang duduk di depan di samping supir, nguping pembicaraan mereka. Kebetulan, ada tugas menulis dengan tema "Semar".

Pertanyaanku itu bukanlah dibuat-buat. Aku beberapa kali menonton wayang, itu pun sekilas. Waktunya, dulu sekali, ketika masih ada  Srimulat di TV mana, aku lupa. Ditambah lagi aku bukan orang Jawa. Konon kabarnya, nilai nilai dalam cerita pewayangan, masih dipakai dalam keseharian orang Jawa.

"Yang suka tampil bersama kelompok melucu itu?" tanyaku. Hanya itu yang kuingat kalau ada sekelompok pemain wayang orang yang pakaiannya sederhana. Kumis salah satu dari mereka dilukis melingkar seperti tanaman pakis. Berbeda dengan tokoh gagah yang kumisnya tebal hasil tempelan kumis palsu. Lantas seorang lagi agak gendut dan kalau berjalan agak bungkuk. Tangannya sering ditaruh di belakang. Yang mana yang disebut Semar?

"Ya betul. Semar itu yang pantatnya besar, perutnya gendut, wajahnya lebar dan agak bongkok", penjelasan temanku. "Dia kalau tampil sering didampingi oleh tiga orang anaknya, Bagong, Gareng dan Petruk". Ini penjelasan Susilo, temanku yang Jawa tulen dan pencinta wayang.

"Lantas, peran yang dimainkan, benar sebagai pelawak? Aku tak mengerti bahasa Jawa yang dipakai dalam wayang. Tetapi setiap kali kelompok  itu tampil, pasti penonton pada ge..rrrrrr" tanyaku lagi.

"Semar asal usulnya adalah pengasuh para ksatria. Kemudian dia diangkat sebagai penasehat para tokoh sakti mandraguna itu. Jadi perannya sangat penting sekaligus terhormat. Peran sebagai pelontar humor itu sih menurutku, hanya selingan". Heri menambahkan. Dia orang Sunda.

"Sus, ternyata tokoh Semar itu ada dalam wayang Jawa, juga wayang Sunda ya. Nah wayang itu kan pada dasarnya menceritakan kisah Mahabarata dari India. Anehnya, tokoh Semar tidak ada dalam kisah yang asli India. Coba deh kamu nonton film India, di TV, Mahabarata". Heri tiba tiba punya pemikiran agak nyeleneh.

Susilo mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebagai pencinta wayang, dia bingung juga dengan fakta itu. Lalu asal usul Semar dari mana?

Bandung, 23 05 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment