Saturday, November 11, 2017

SABTU INI

"Slow pace of life" itulah kesimpulan kehidupan Rumi hari ini. Sebagaimana weekdays, untuk weekend pun Rumi memiliki komitmen tertentu.

Seperti Sabtu Sabtu sebelumnya, Sabtu pagi ini, dimulai Rumi dengan keluar kamar, dengan masih mengernyitkan mata. Sudah hampir jam 8 dan matahari sudah bersinar terang walau mendung. Pintu depan sudah dibuka. Angin dingin menerpa wajahnya yang baru sadar dari tidur. Inilah udara Bandung di musim hujan.

Tiba tiba pintu kamar di seberang kamar Rumi terbuka. Teman kos sekaligus teman kantornya muncul, membawa ember berisi pakaian yang siap dijemur. Dia sudah melaksanakan kegiatan satu ronde: mencuci.

"Sudah membaca kiriman buku bos kita? Ada di grup". Vivi tersenyum lebar. Seakan dia siap membaca  e-book itu. Sebelum keluar kamar Rumi sempat membuka Telegram dan melihat ada kiriman e-book dari bos-nya. Judulnya "Accounting Best Practice". Otomatis Rumi menutup grup itu.

"Ini weekend" jawab Rumi, sambil  menggaruk kepalanya yang tak gatal, dengan rambutnya yang masih awut awutan karena belum disisir. Membaca buku akuntansi di hari Sabtu? Not a good idea!

Setelah menyelesaikan kewajiban di kamar mandi -tetapi belum mandi-  Rumi baru bisa sedikit berpikir. Pagi Bandung yang masih sejuk mengundang rasa lapar. Teh melati yang panas  mengepul? Hhmm... Sudah seminggu tak ada gas.  Akhirnya Rumi meminta air panas dari Lilian yang merebus air dengan rice cooker. Lilian juga yang keluar rumah membeli gorengan dan roti bantal.

Hidup yang nikmat, bahagia yang sederhana. Bertiga mereka duduk "ngariung" menikmati makanan dan minuman hangat. Inilah warung kopi ala rumah kos tempat ketiga karyawati itu tinggal. Ngobrol ngalor ngidul bisa menyita waktu tersendiri, khususnya ketika weekend. Hari biasa, ketiganya sering tak bisa duduk bersama. Sepulang kantor - biasanya setelah magrib- ketiganya seperti otomatis, mencari tempat tidur masing masing.

Pembicaraan berkembang mulai dari masalah anak, suami, kantor sampai gosip di sekitar Jokowi. Topik yang paling menarik adalah mengenai perusahaan tempat mereka bekerja. Segala rumor dikeluarkan. Ada kalanya yang dibicarakan adalah peraturan perusahaan.

"Ha!? Sudah jam berapa?" Rumi ingat, Sabtu juga berarti laudry day. "Aku belum mencuci!" Dia langsung beranjak ke kamarnya dan mengeluarkan pakaian kotor yang belum dicuci selama tiga hari terakhir. "Alhamdulillah hari cerah ya". Rumi melihat Vivi menjemur pakaian di lantai atas di tempat terbuka. Biasanya mereka menjemur di dalam rumah di dekat dapur.

Selesai mencuci, lapar berikutnya menyerang. "Kita order sajalah Pak Kumis", Vivi punya ide dan mereka setuju memesan nasi goreng dan capcai. Hidup yang mudah. Tak sampai setengah jam setelah ditelepon, makanan pesanan datang. Mereka bertiga lagi lagi menikmati makanan mengepul. Tak lama setelah makan selesai, adzan dzuhur berkumandang.

Hari di luar mulai gelap. Di daerah Lembang, awan hitam mulai menebal.

"Hei, tampaknya di sana sudah turun hujan". Rumi melihat ke kejauhan dari lantai dua rumah kos mereka.

"Tampaknya selesai sholat kita siap siap tidur" Lilian nyengir.

"Cuacanya mendukung" Rumi mengiyakan. Terdengar rintik air jatuh pada atap.

Tak lama kemudian, ruang tengah tempat berkumpul di rumah kos itu, sudah senyap. Ketiganya sudah masuk ke kamar masing masing menikmati istirahat pada Sabtu yang dingin.

Bandung, 02 04 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment