Saturday, November 11, 2017

MENUNGGU GODOT

Apa bedanya menunggu Ratu Adil? Itulah yang otomatis terlintas di benakku ketika membaca cerita tentang Menunggu Godot. Inti dari cerita karya ....adalah adanya manusia yang sangat menginginkan pertolongan dari sesuatu atau seseorang, tanpa berusaha melakukan tindakan apa pun. Jadi semata mata hanya menunggu dan menunggu tanpa berjuang.

Konsep menunggu itu juga ada dalam budaya masyarakat Indonesia, yaitu menunggu Ratu Adil. Konon Ratu Adil adalah sosok pemimpin yang sangat diharapkan karena pemimpin tersebut akan membawa bangsa Indonesia keluar dari segala kerumitan saat ini.

Secara psikologis - ini semata pendapatku pribadi - menunggu sesuatu yang akan menolong tanpa berusaha terlebih dahulu menolong diri sendiri adalah konsep yang dipakai oleh orang yang kalah. Cara berpikir seperti ini adalah cara berpikir orang yang mudah putus asa. Kegagalan diartikan sebagai ketiadaan faktor di dalam diri. Ketidakmampuan berkembang tidak dilihat sebagai akibat dari kekurangan diri.

Beberapa kalimat yang sering dipakai manusia (juga perusahaan, termasuk bangsa) dengan karakter ini adalah:

"Ya, mau bagaimana lagi. Persaingan semakin ketat".

"Dia kan punya modal kuat. Punya back up".

 Terlepas bahwa persaingan di dunia bisnis (bahkan dunia sekolah) memang semakin ketat dan modal memang menentukan, karakter "menunggu godot" adalah karakter dengan ciri utama "kalah sebelum berperang".  Manusia dengan cara berpikir seperti  ini membatasi diri untuk berkembang. Yang lebih berbahaya lagi orang dengan konsep ini, menafikan potensi yang sudah diberikan Allah kepada dirinya.

Semoga diriku, perusahaan tempatku bekerja dan terlebih bangsa ini, bukanlah termasuk kelompok menunggu Godot.

Bandung, 26 06 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment