Saturday, November 11, 2017

SABTU YANG KUTUNGGU

Sabtu bagiku, bisa jadi tetap ke kantor. Biasanya Sabtuku lebih banyak untuk me time. Sabtu juga kualokasikan untuk belanja bahan seprei, untuk kujual di kantor. Sabtu, ya hanya sabtu aku bisa bersilaturahim dengan adikku dan keluarga besarku di Jakarta.

Selama dua tahun di Bandung, aku mempunyai program untuk mengunjungi adikku, minimal setiap enam bulan. Weekend di Jakarta selalu kutunggu. Biasanya aku berangkat Sabtu pagi dan pulang Minggu malam.

Selama bersama, adikku dan aku biasanya bercerita ngalor ngidul ttng suasana kantor masing masing. Si boss bla bla, staf yang begana begini, kondisi perusahaan yang sedang seperti ini dan seperti itu. Juga tentang si KPK, Ahok, entah, hampir semua yang sedang hot di layar kaca, tak luput dari ocehan kami. Kami sering memposisikan diri sebagai ahli yang bisa menyelesaikan masalah perusahaan dan masalah negara carut marut ini.

Namun inti dari semua itu adalah, minum teh bersama di pagi hari, setelah bangun terlambat gara gara membahas berita TV semalam. Itu juga berarti makan capcay bersama di Solaria. Atau makan bebek Slamet dengan sambal super pedes, juga sambil bersama sama kepedesan. Hhmm, artinya juga mencari pakaian dalam bersama sama di mall yang sejuk. Kata kuncinya,  bersama sama.

"Kapan datang ke Bandung?" tanyaku, setelah hampir dua tahun aku di Bandung. Aku ingin kami bersama sama di Bandung, menghabiskan weekend.
"Kapan kapan" jawabnya.

Suatu hari aku menerima telepon darinya. "Aku lagi nyetir nih. dekat pintu Pasteur. Hotel Anu di mana? Aku nemenin teman backpackerku mau weekend di Bandung."

Hotel melati yang dicari itu ujung ujungnya ditemukan tetapi tak diminatinya. "Kalo gitu hotel melati dekat tempat kosku", jawabku di telepon, memberi solusi. Kalau dia tidak bersama teman backpackernya, aku ingin menawarkan kamar mungilku sehingga, lagi lagi, kami bisa bercerita bersahut sahutan.

Walau tak bisa bercerita semalaman, kami bisa tamasya bersama keesokan harinya. Dengan temannya, backpacker. Cerita di antara kami akhirnya adalah crita yang harus bisa diterima si backpacker. Sabtu yang tak utuh.

Kemarin Sabtu. Adikku mengganti statusnya " Reuni Silver FE Unpad" dan dengan gambar dirinya di depan tulisan besar "Uneversitas Padjadjaran". Rupanya dia sedang di Bandung.  Hingga sore tak ada tanda tanda aku akan menghabiskan Sabtu bersamanya. Tak ada telepon, tak pula sms. Aku tak hendak pula  "mengganggu Sabtunya". Hhmm...pastilah Sabtu yang ceria baginya. Tetapi Sabtu yang kutunggu, tak tiba.

Hingga akhirnya sms itu datang juga. Sudah malam. "Aku dah niatkan akan ketemu Lisa. Tetapi lupa dan baru ingat setelah masuk tol".

Mungkin sudah saatnya aku mengartikan Sabtu secara lain. Tetap "bersama" tetapi bersama siapa. Mungkin dengan seseorang lelaki yang akan kutambatkan hatiku sepanjang sisa hidupku.  Mungkin dengan seorang si Mbok. seperti dalam cerita Retno. Mungkin dengan orang orang dhuafa yang membutuhkan pemikiranku. Mungkin dengan jaringan pedagang bahan seprei. Ya, Sabtu yang kutunggu.

Bandung, 13 Sept 2015.
Lisa Tinaria.

No comments:

Post a Comment