Saturday, November 11, 2017

MALAS

Ada sebuah pekerjaan yang aku heran, aku malas mengerjakannya. Sepanjang bisa ditunda, aku akan mencari alasan untuk itu. Karena pikiran negatif terhadap pekerjaan itu, aku mencukupkan mengerjakannya seminggu sekali saja. Lalu aku masih berusaha memilah milah mana yang tidak harus kukerjakan minggu ini. Alias mana bagian yang bisa kutunda lagi, kutunda lagi.  Aku jadi procrastinator untuk soal ini. Pekerjaan apa itu? Menyetrika!

Otakku lebih sering mengatakan bahwa kegiatan itu sebenarnya adalah "sauna" sambil baberes. Lucunya adikku punya cara berpikir yang sama. Kalau sedang desperate dengan setrikaannya dia pasang status "sauna sambil nyetrika"! Untuk membenarkan kebiasaannya, adikku punya beberapa stategi: pilih bahan jilbab yang bahannya  model kusut sekalian, seperti kulit jagung. Rok, ada yang licin, yang kalau menjemurnya digantung rapi, memang tidak kusut. Baju yang banyak dijual sekarang, bahan jersey, eee.... ternyata gak perlu perlu amat disetrika. Baju tidur, cukup dilipat rapi. See.....cukup bermanfaat strategi yang dilakukannya.

Sedangkan aku juga berusaha sehemat mungkin dalam menyetrika, walaupun tidak seefisien adikku. Aku punya rok lipit untuk ke kantor. Ini tidak perlu disetrika. Repot malah kalau berusaha menyetrikanya. Baju tidur dan baju rumah, idem. Sayangnya jilbabku tetap saja harus disetrika, karena bahannya bukan bahan kulit jagung. Bajuku kebanyakan dari katun. Baju bahan jersey, menurutku panas.

Untuk waktu menyetrika, agar tidak "sauna  sauna banget" aku pilih malam, setelah sholat magrib, hanya hari minggu. Aku membuka jendela dan pintu kamarku selama menyetrika. Lalu aku menyelingi menyetrika dengan minum air dingin glek... glek...glek... bergelas gelas.  Aku pilih pakaian wajib dulu: baju seragam kantor. Lalu baju kantor non seragam. Terakhir baju weekendku. Di sinilah aku mulai tawar menawar. Jika persediaan baju santaiku masih ada, menyetrika aku cukupkan sampai di sini.  Celakanya, ada baju yang ingin kupakai tetapi belum kusetrika. Jadilah aku harus menyetrika dadakan sebelum keluar rumah.

Soal menyetrika kepepet waktu ini ada cerita horor pula. Aku pernah balik lagi ke rumah setelah sampai di kantor. Aku ragu apakah sudah mencabut kabel setrika. Dengan berpeluh aku bergegas pulang, membuka kunci pagar dengan berisik, menaiki tangga, membuka pintu kamar, dan,...setrika sudah dicabut! Aku juga pernah menelepon teman kosku untuk meminta dia mengintip ke kamarku lewat jendela apakah kabel setrika sudah tergantung di jeruji besi jendela. Ya, SOPku memang menggantung kabel setrika di sana setelah selesai menyetrika. Alhamdulilah, si kabel sudah bertengger di sana. Pernah terjadi teman yang kumintai tolong sedang jogging ! Untunglah dia hampir selesai.

Kadang aku merenung, sampai kapan aku akan membenci menyetrika. Anehnya aku tak hendak pula meminta si bibik yang membersihkan rumah,untuk menyetrika bajuku. Atau menyerahkan saja bajuku kepada laundry kiloan yang sedang marak bisnisnya saat ini. Otakku jelas mengatakan bahwa menyetrika itu tetaplah bermanfaat. Jelas penampilanku jadi tidak lusuh. Kalo selesai menyetrika, aku senang melihat tumpukan baju yang terlipat rapi.  Tetapi ada satu hal yang aku lalai. Aku belum pernah berdoa KHUSUS untuk dihilangkannya sifat malas menyetrika, walaupun doa anti malas selalu kulantunkan setiap dhuha. Ya, Allah ampuni aku yang selama ini menyepelekan pekerjaan menyetrika. Lindungi aku dari sifat malas khusus dalam menyetrika ini ya Allah.

Bandung, 12 Oktober 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment