Saturday, November 11, 2017

KEHEBOHAN DI MINGGU PERTAMA RAMADHAN

Surat itu bertanggal 19 Mei 2016. Isinya sangat menyejukkan, terutama bagi para ibu. Apa itu? Surat edaran dari direksi itu berisi pengumuman bahwa jam kerja selama bulan Ramadhan, dimulai pukul 08.00 dan pulang pukul 15.00, dengan catatan tanpa istirahat siang.

"Jadi kita hari Senin pulang jam tiga yach..." seru beberapa teman kantor.

"Ya. Jadi aku bisa memasak untuk buka puasa".  Seorang ibu menimpali dengan senyum sumringah.

Hari Senin dan Selasa di awal Ramadhan itu aku cuti sehingga kehebohan baru kutahu hari Rabu. Pagi ketika aku baru sampai di kantor, seorang temanku langsung mengabari. "Bu Lisa tau nggak kalau kita `kembali ke selera asal`, pulang jam 5".

"Ha?!" Aku menunjuk pada surat yang kutempel di dekat mejaku.

"Sudah direvisi". Temanku melengos sewot, bukan karena marah kepadaku. Dia marah kepada sang surat baru yang berisi revisi itu.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Pada satu sisi aku senang-senang saja pulang kantor lebih cepat. Tetapi pulang pukul tiga memang tak berdasar. Surat seorang direktur tidak bisa menganulir peraturan perusahaan tentang jam kerja yang notabene disahkan oleh dewan direksi. Jika terdapat perubahan peraturan maka perubahan juga harus ditanda tangani oleh dewan direksi.

"Tetapi tahun lalu kita pulang jam empat. Sekarang pulang jam lima. Terlalu!" Ini komentar stafku. "Kita kan tidak istirahat untuk makan siang. Jadi bisa pulang lebih awal satu jam".

Aku pikir benar juga argumen itu.

"Lalu, kita pulang jam berapa, Bu Lisa?" Bingung juga aku menjawab pertanyaan itu. Terus terang ini adalah peristiwa paling "lucu" sehubungan dengan jam kerja, selama aku bekerja. Pulang lebih awal satu jam pada bulan Ramadhan adalah praktik yang sudah puluhan tahun dilakukan di Pos. Hal ini juga dilakukan beberapa perusahaan lain, termasuk Pemda Jabar.

Sebelum menjawab pertanyaan anggota timku, aku bertanya ke kolegaku. Jawabannya "Atur aja".

Akhirnya aku memutuskan bahwa kami pulang paling lambat pukul 4.30. Namun apa yang terjadi?  Pegawai di bagian lain sudah menghilang satu per satu  sejak pukul empat. Aku juga bisa memaklumi ketika kemudian anggota timku ada yang minta ijin pulang pukul empat.

Demikianlah cerita tentang "atur aja" (jam kerja) di kantorku yang terjadi di minggu pertama Ramadhan tahun ini.

Bandung, 11 06 2016
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment