Saturday, November 11, 2017

HAPEKU

"Hayyu kita lihat lihat hp" kata adikku Mona suatu hari. Monalah yang memperkenalkan aku pada alat yang asal muasalnya hanyalah telepon mobile itu.

Tampaknya aku tipikal orang yang tidak begitu percaya bahwa segala  tindakanku tergantung teknologi.  Aku termasuk orang yang terlambat memakai hp. Baru tahun 2003, aku punya si mungil Nokia 6610, yang jaman itu termasuk hp mahal. Aku juga sangat tidak percaya bahwa kepercayaan diriku tumbuh karena asesori gadget. Sehingga hapeku biasanya kupakai lama. Jarang gonta ganti. Si Nokia 6610 kupakai hampir selama lima tahun, yang kupensiunkan karena keypadnya mulai ngawur.  Hp berikutnya masih tetap si Nokia. Bedanya, ini dari kelas low end. Lama juga kupakai, hampir empat tahun
Sampailah suatu hari. "Ini aku belikan BB" kata adikku Mona sumringah ketika dia menjemputku di Bandara Soekarno Hatta. Lagi lagi Mona memperkenalkan pada dunia baru. Aku senang senang saja membuka kotak berwarna hitam. Benda hitam di dalamnya dapat dioperasikan adikku dalam hitungan tiga menit. Aku langsung difoto memakai BB itu saat itu juga. Hhmm...duniaku sekarang sudah berpindah dari sebuah alat menelepon dan sms ke dunia yang lebih luas : browsing. Selain sebagai alat komunikasi, BB aku pakai untuk membaca situs berita dan membaca situs kesehatan, khusus berbahasa Inggris. Aku meniatkan bahwa BB tersebut punya nilai tambah bagi diriku.
BB itu kupakai selama hampir tiga tahun, tanpa kuganti.

Suatu hari aku merasa perlu membaca Al Quran sebagai pengisi waktuku di perjalanan. Terima kasih kepada Fifi yang sudah memperkenalkan kebiasaan baru ini padaku. Fifi adalah admin grup WA Muslim Forever, yg salah satu kegiatannya adalah menggiatkan setoran tilawah Al Quran ODOJ (One Day One Juz). Kucoba membaca Al Quran di BB. Tak terbaca. Aku akhirnya pindah ke dunia lain, Android.

Pertama melihatnya, aku takjub dengan layar berwarna warni seperti mozaik. Sekilas cantik. Banyak icon di sana. Aku hitung saat ini ada 55 icon. Beberapa icon, wajib bertengger di layar walau jarang dibutuhkan seperti yang berhubungan dengan system. Ada juga icon yang tanpa sadar kubutuhkan seperti tanggal. Icon yang berhubungan dengan komunikasi sudah pastilah. Apalagi WA sedang booming. Lantas berapakah yang di luar itu yang aku pakai? Aku seperti sedang menilai intelektualitas diriku yang kuakui rada gaptek. Aku teringat Mona yang selalu updated soal teknologi hp. Seberapa optimalkah aku memanfaatkan hpku?

Selain membaca Al Quran, aku mulai menikmati bahwa si itam milikku ternyata cukup membantuku dalam mencari alamat rumah, selama aku hunting rumah. Thanks to Googlemaps. Dia juga bermanfaat mempercepat pekerjaanku. Aku bisa menerima dan membalas email kapan saja. Aku juga suka memfoto surat surat hard copy yang urgent, lalu fotonya kukirimkan ke pejabat yang terkait. Laporan pun, berupa angka angka, kadang kufoto juga. O ya di hpku juga ada barcode reader untuk membaca palsu tidaknya faktur pajak.

Hp-ku juga berjasa membuat aku berani memproklamasikan diri sebagai penulis. Blog-ku yang belum kuurus dengan serius, aku akses dari hapeku. Tulisanku yang layak (menurutku) dishare ke teman-teman di fb, juga aku upload melalui hapeku. Aku menulis seluruh pe er menulisku dari kelas online MUI (Menulis Untuk Ibadah), juga kulakukan dari hapeku. Kadang aku menulis dibatas angkot yang sedang mogok, di seminar, rapat, atau ketika sedang menunggu di bandara.
Terakhir adalah icon yang berhubungan dengan belanja yang kugunakan untuk melihat lihat (saja) barang tetapi belum pernah belanja dari sana. Aneh juga. Tiket, hotel, pesan alat transportasi (aku tak berani menyebutkan brand-nya di sini), sudah biasa kulakukan.

Hal lain dari hpku yang aku dapat,  hhhmmm...tentu saja urusan selfi. Lantas sesekali mendengar musik. Namun Alhamdulillah aku tidak berminat pada games. Demikianlah aku dan hpku.

Bandung, 15 11 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment