Saturday, November 11, 2017

KAKEK (lanjutan)

Datuk Sati yang membuka pintu depan pertama kali pagi itu. Di tangga rumah terdapat tetesan darah, yang sepertinya berlepotan karena diinjak sesuatu.Lalu pada  daun pintu terdapat guratan seperti cakaran berukuran besar. Pastilah bukan manusia.

Bahasa yang dimengerti oleh penghuni rumah gadang  itu sejak lama. Petaka! "Cari Pamanmu" Mande  memgusap air matanya dengan ujung kebaya encimnya.  Datuk Sati tanpa berkata, langsung menghambur ke halaman, berjalan bergegas.

Tak sampai mata hari setinggi penggalah,  rumah gadang itu sudah ramai oleh para pelayat. Sesosok tubuh terbujur kaku di ruang utama rumah hadang itu. Bersimbah darah. Dialah Datuk Batuah yang kalah berlaga dengan Wak Talang tetapi menang mempertahankan kehormatan kaumnya.
Itulah sepenggal kisah tentang lelaki gagah, beberapa generasi di atasku. Dalam darahku mengalir darah Datuk Batuah dan Datuk Sati, melalui Mama.

Bandung, 7 Oktober 2015
Lisa Tinaria

No comments:

Post a Comment